This is default featured slide 1 title
Panji HIMATA BANTEN RAYA
This is default featured slide 2 title
MUSYAWARAH WILAYAH ANTAR SELURUH HIMPUNAN MAHASISWA YANG DA DI BANTEN
This is default featured slide 3 title
NILAH SEKRET HIMATA DI SINI HIMATA BELAJAR BERCANDA GURAU
This is default featured slide 4 title
AKSI RAPERDA PERTAMBANGAN DI AKHIRI KEOS
This is default featured slide 5 title
BERKIBARLAH BENDERAKU
Rabu, 01 Mei 2013
Selasa, 30 April 2013
RUDINI ALBANTANI
23.48
No comments
Dalam sistem demokrasi yang kita anut, sudah sepatut nya, setiap pemimpin yang diberi amanah untuk mengelola bangsa dan negara, senantiasa menunjukkan sikap hormat nya kepada rakyat. Para pemimpin wajib hukum nya untuk membangun "suasana kebatinan" yang inten dengan warga masyarakat nya. Para pemimpin perlu mendengar apa-apa yang diaspirasikan oleh rakyat nya. Bahkan, para pemimpin pun tetap dimohonkan untuk selalu memberi pelayanan yang terbaik kepada publik. Sistem demokrasi yang kita pilih selama ini, pada hakekat nya sebuah pola dan pendekatan guna mewujudkan suasana bersama dalam kemakmuran dan makmur dalam kebersamaan.
Pemimpin yang berkenan memberi hormat terhadap rakyat nya, boleh jadi akan bertabrakan dengan nilai-nilai kehidupan yang kita anut selama ini. Penghormatan yang dilakukan, selain upacara bendera yang mewajibkan seluruh warga bangsa memberi penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, juga tertanam "budaya" di kalangan militer bawahan harus lebih dahulu memberi hormat kepada atasan nya. Dalam dunia militer, jarang kita saksikan ada atasan yang memberi hormat kepada bawahan nya terlebih dahulu. Kalau pun ada, hal itu dilakukan untuk kejadian-kejadian yang sangat khusus.
Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, sikap hormat atas sesama, bukanlah sesuatu yang diharamkan. Begitu pun jika ada seorang Presiden yang memberi hormat kepada para petani. Hal ini penting kita catat, karena semangat silaturahmi sendiri tidak membedakan seseorang karena faktor kekayaan. Tidak juga ditentukan oleh faktor kekuasaan. Sejati nya silaturahmi adalah mempererat rasa persaudaraan dan memperkokoh rasa kebersamaan. Itu sebab nya, sikap egaliter menjadi sangat penting untuk dipahami, agar kita tidak terjebak dalam nilai-nilai kehidupan yang seharus nya dijalani oleh kita semua.
Dari sekian banyak komponen bangsa, mereka yang sekarang ini tercatat selaku "Wakil Rakyat", semesti nya mampu memberi penghormatan yang mendalam terhadap rakyat yang telah menobatkan nya menjadi Wakil Rakyat. Rakyat umum nya tidak butuh sikap hormat seperti memberi hormat kepada bendera Merah Putih dari para Wakil Rakyat nya. Yang diinginkan rakyat sebenar nya sangat sederhana. Rakyat hanya mau agar para Wakil Rakyat nya itu mampu berkiprah yang terhormat dan jangan sampai melakukan perilaku yang tercela. Rakyat cukup senang, bila Wakil-Wakil nya tidak terlibat dalam kasus korupsi, kolusi dan nepotisme.
Begitu pula dengan mereka yang kini menjadi Pegawai Negeri. Sebagai "abdi negara dan abdi masyarakat", sebenar nya mereka dituntut untuk menjadi "pelayan rakyat" yang profesional. Sikap ini, tentu tidak diwujudkan lewat marak nya korupsi yang dilakukan, sehingga merugikan negara milyaran rupiah. Bukan juga diukur oleh semakin banyak nya SPJ Fiktif atau Laporan Fiktif yang menyebabkan mereka harus berhadapan dengan aparat penegak hukum. Yang lebih memilukan, jika terekam pula ada nya aparat penegak hukum yang ikut-ikutan meramaikan praktek-praktek korupsi di masyarakat.
Sikap hormat kepada rakyat, bukanlah hal yang sukar untuk dilakukan oleh siapa pun yang merasa diri nya pemimpin, dan berkehendak untuk memahami apa yang didambakan rakyat nya. Masalah nya, pasti rakyat akan marah banget jika "penghormatan" pemimpin kepada rakyat nya itu, diwujudkan lewat sikap, tindakan dan wawasan yang tojai'ah (bertolak belakang) dengan nilai-nilai kehidupan yang hakiki. Kita berharap agar di masa depan, bangsa ini akan dimeriahkan oleh para pemimpin yang tidak memiliki keraguan sedikit pun untuk memberi hormat kepada rakyat nya.
Salam,
Pemimpin yang berkenan memberi hormat terhadap rakyat nya, boleh jadi akan bertabrakan dengan nilai-nilai kehidupan yang kita anut selama ini. Penghormatan yang dilakukan, selain upacara bendera yang mewajibkan seluruh warga bangsa memberi penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, juga tertanam "budaya" di kalangan militer bawahan harus lebih dahulu memberi hormat kepada atasan nya. Dalam dunia militer, jarang kita saksikan ada atasan yang memberi hormat kepada bawahan nya terlebih dahulu. Kalau pun ada, hal itu dilakukan untuk kejadian-kejadian yang sangat khusus.
Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, sikap hormat atas sesama, bukanlah sesuatu yang diharamkan. Begitu pun jika ada seorang Presiden yang memberi hormat kepada para petani. Hal ini penting kita catat, karena semangat silaturahmi sendiri tidak membedakan seseorang karena faktor kekayaan. Tidak juga ditentukan oleh faktor kekuasaan. Sejati nya silaturahmi adalah mempererat rasa persaudaraan dan memperkokoh rasa kebersamaan. Itu sebab nya, sikap egaliter menjadi sangat penting untuk dipahami, agar kita tidak terjebak dalam nilai-nilai kehidupan yang seharus nya dijalani oleh kita semua.
Dari sekian banyak komponen bangsa, mereka yang sekarang ini tercatat selaku "Wakil Rakyat", semesti nya mampu memberi penghormatan yang mendalam terhadap rakyat yang telah menobatkan nya menjadi Wakil Rakyat. Rakyat umum nya tidak butuh sikap hormat seperti memberi hormat kepada bendera Merah Putih dari para Wakil Rakyat nya. Yang diinginkan rakyat sebenar nya sangat sederhana. Rakyat hanya mau agar para Wakil Rakyat nya itu mampu berkiprah yang terhormat dan jangan sampai melakukan perilaku yang tercela. Rakyat cukup senang, bila Wakil-Wakil nya tidak terlibat dalam kasus korupsi, kolusi dan nepotisme.
Begitu pula dengan mereka yang kini menjadi Pegawai Negeri. Sebagai "abdi negara dan abdi masyarakat", sebenar nya mereka dituntut untuk menjadi "pelayan rakyat" yang profesional. Sikap ini, tentu tidak diwujudkan lewat marak nya korupsi yang dilakukan, sehingga merugikan negara milyaran rupiah. Bukan juga diukur oleh semakin banyak nya SPJ Fiktif atau Laporan Fiktif yang menyebabkan mereka harus berhadapan dengan aparat penegak hukum. Yang lebih memilukan, jika terekam pula ada nya aparat penegak hukum yang ikut-ikutan meramaikan praktek-praktek korupsi di masyarakat.
Sikap hormat kepada rakyat, bukanlah hal yang sukar untuk dilakukan oleh siapa pun yang merasa diri nya pemimpin, dan berkehendak untuk memahami apa yang didambakan rakyat nya. Masalah nya, pasti rakyat akan marah banget jika "penghormatan" pemimpin kepada rakyat nya itu, diwujudkan lewat sikap, tindakan dan wawasan yang tojai'ah (bertolak belakang) dengan nilai-nilai kehidupan yang hakiki. Kita berharap agar di masa depan, bangsa ini akan dimeriahkan oleh para pemimpin yang tidak memiliki keraguan sedikit pun untuk memberi hormat kepada rakyat nya.
Salam,
RUDINI ALBANTANI
23.40
No comments
Dalam sistem demokrasi yang kita anut, sudah sepatut nya, setiap pemimpin yang diberi amanah untuk mengelola bangsa dan negara, senantiasa menunjukkan sikap hormat nya kepada rakyat. Para pemimpin wajib hukum nya untuk membangun "suasana kebatinan" yang inten dengan warga masyarakat nya. Para pemimpin perlu mendengar apa-apa yang diaspirasikan oleh rakyat nya. Bahkan, para pemimpin pun tetap dimohonkan untuk selalu memberi pelayanan yang terbaik kepada publik. Sistem demokrasi yang kita pilih selama ini, pada hakekat nya sebuah pola dan pendekatan guna mewujudkan suasana bersama dalam kemakmuran dan makmur dalam kebersamaan.
Pemimpin yang berkenan memberi hormat terhadap rakyat nya, boleh jadi akan bertabrakan dengan nilai-nilai kehidupan yang kita anut selama ini. Penghormatan yang...
Pemimpin yang berkenan memberi hormat terhadap rakyat nya, boleh jadi akan bertabrakan dengan nilai-nilai kehidupan yang kita anut selama ini. Penghormatan yang...
23.25
No comments
Model Almamater.
Harga :Rp. 110ribu
Tanda jadi :Rp. 10 ribu
Minat hub : 087871312900 atau
087774551893.
1 mei di haruskan lunas 50%.
Langganan:
Postingan (Atom)